Selamat Datang di Blog AHIDA ... . Suatu kehormatan bagi saya atas kunjungan anda di blog ini. Semoga bermanfaat. Amiin... .

Jumat, 20 Mei 2011

Bagaimanakah Pendidikan Agama dalam Mengatasi Kerusakan Moral


Potret pendidikan di Indonesia tercoreng oleh beberapa insiden (kasus)  memalukan yang dilakukan oleh beberapa oknum  pelaku  pendidikan, beberapa media baik cetak maupun elektronik memberitakan diantaranya: Tawuran pelajar dan mahasiswa , bukan hanya proses belajar  mengajar yang terganggu, tetapi tidak sedikit para pelajar dan mahasiswa terluka malahan sampai memakan  korban, Penyebaran video porno baik melalui hand phone, internet maupun  CD/DVD sudah sangat mengkhawatirkan, Free sex (sex bebas) dikalangan pelajar, remaja Indonesia usia 10-24 tahun sudah mencapai 62 juta (30,3 % dari total penduduk Indonesia), 15 % dari mereka (remaja) telah melakukan hubungan seks di luar nikah, menurut Tempo Interaktif, kehidupan seks bebas di kalangan remaja Bandung makin mengkhawatirkan. Hal itu tergambar dari terus meningkatnya data tentang hubungan seks pra nikah yang masuk ke lembaga konseling Mitra Citra Remaja  (MCR)-PKBI Jawa Barat, jika pada tahun 2002 tercatat hanya ada 104 kasus, setahun berikutnya melonjak menjadi 170 kasus, selanjutnya menurut Dr. Boyke, 6-20 % siswa SMU dan mahasiswa pernah melakukan seks pranikah. Kita sering melihat pemberitaan di Media elektronik, kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh beberapa pelajar, pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang guru terhadap anak didiknya, dan  masih banyak lagi rentetan kasus yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam tulisan yang singkat ini.
Apa yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut di atas terutama di dunia pendidikan kita?  Jawabannya adalah karena kerusakan akhlak di kalangan para pelajar dan mahasiswa. Adapun penyebab dari rusaknya akhlak tersebut setidak-tidaknya ada 3 penyebab, yaitu: Pertama, Dha’ful Iman ( ضعف الايمان ) , yaitu lemah Iman. Iman yang mantap membuat seseorang menjadi terikat kepada segala bentuk ketentuan Allah SWT dan tidak berani menyimpang dari jalan-Nya, karena itu manakala seseorang telah memiliki Iman yang mantap dan sempurna, niscaya dia memiliki akhlak yang mulia. Kedua, Bi’ah Al-Sayyiah ( بيئة السيئة ), yaitu lingkungan yang buruk.Lingkungan sangat berpengaruh terhadap manusia, jika lingkungannya buruk sangat berpotensi merubah orang menjadi orang yang buruk, begitu juga sebaliknya, salah satunya adalah TV, teman pergaulan, lingkungan keluarga dan lain sebagainya.  Ketiga, Dha’fu Al- Mutaba’ah  ( ضعف المتابعة ) yaitu : Lemah Kontrol. Kerusakan akhlak seseorang diantaranya lemah kontrol (pengawasan), baik dari dirinya sendiri, keluarga maupun sesama masyarakat.
Penyebab kerusakan akhlak tersebut di atas, tidak boleh dibiarkan terus berlangsung, tetapi harus ada upaya (solusi) untuk mengatasinya berupa pengoptimalan pendidikan agama Islam dengan cara : Pertama, memperkokoh keimanan atau aqidah kepada Allah SWT sehingga seseorang akan selalu terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Allah SWT. Kedua, menanamkan perasaan dekat kepada Allah SWT, sehingga dimanapun seseorang  berada, kemanapun seseorang  pergi dan bagaimana situasi dan kondisinnya, seseorang selalu merasa diawasi oleh Allah SWT yang membuatnya tidak berani menyimpang dari jalan Allah. Ketiga, mewujudkan lingkungan yang Islami, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupum lingkungan pergaulan , sehingga pengaruh dari lingkungan yang Islami, akan membentuk manusia menjadi orang yang memiliki kepribadian yang Islami. Keempat, menumbuhkan tanggung jawab mengemban amanah da’wah (mengajak), karena dengan adanya tanggung jawab da’wah, akan berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam sikap dan prilakunya.

1 komentar:

  1. terima kasih anda tela berpeduli terhadap moral sosial, semoga diberi kesabaran dan kemudahan untuk mengatasinya. analisis lagi hal serupa dan tampilkan.! jazakumullah

    BalasHapus